Status Facebook pemilik akun Afi Nihaya Faradisa mendadak viral di dunia maya. Nama Afi Nihaya Faradisa kemudian terkenal karena tulisan yang dia unggah di akun Facebook miliknya yang membahas soal keberagaman. Dan rupanya, kiprah Afi ini diperhatikan oleh Presiden Joko Widodo.
Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, Afi diundang oleh pihak Istana Kepresidenan pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, 1 Juni 2017. Afi Nihaya Faradisa akan menjadi salah satu dari sekitar 300 orang tamu yang diundang dalam upacara tersebut.
Nama Afi semakin dikenal publik setelah tulisan berjudul 'Warisan' tanggal 15 Mei 2017 lalu. Artikel 'Warisan' yang ditulis di akun Facebooknya itu menyita perhatian banyak pihak. Tak hanya pujian, Afi menerima banyak hujatan hingga ancaman akan dibunuh.
"Saya pernah diancam mau dibunuh. Padahal saya tidak tahu apa kesalahan saya. Ditelepon jam 3 pagi, (penelepon mengatakan) 'Berhentilah menulis, saya tidak hanya bisa membunuh akun tapi juga membunuh dirimu'," ujar Afi kepada kepada rekan media saat itu.
Populer sejak akhir tahun 2016
Afi mulai dikenal oleh pengguna Facebook sejak Tahun 2016 lalu. Status-status di akun facebook miliknya memang berbeda dari status remaja seusianya. Status gadis yang akrab dipanggil Afi tersebut sangat inspiratif serta kritis. Salah satunya yaitu tentang keputusannya tidak menggunakan gadget selama beberapa hari, yang di tulis Pada 8 Desember 2016 lalu ternyata dibagikan 27.678 kali dengan 4.600-an komentar.
Siswi kelas III SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, yang memiliki nama asli Asa Firda Inayah tersebut mengaku masih tidak percaya jika status-status di media sosial disebarkan oleh ribuan orang.
Afi adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Wahyudi (46) bekerja sebagai penjual cilok di sekolah dekat rumahnya.
Adapun ibunya Sumarti menderita Glukoma dan kehilangan penglihatan total sejak setahun terakhir sehingga dia lebih banyak beraktivitas di rumah. Mereka tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.
Wahyudi, ayah Afi, sempat kaget ketika mengetahui status-status anak gadisnya. Dia baru mengetahui ketika akhir tahun lalu rumahnya banyak didatangi oleh wartawan.
"Saya punya akun Facebook, tapi malah tidak berteman dengan anak saya. Baru berteman seminggu terakhir ini. Malah saya pernah diblokir, katanya biar saya enggak tahu statusnya. Saya kaget dan juga bangga," kata Wahyudi seperti dilansir Kompas.
Menurut dia, aktivitas anak gadisnya sama dengan kegiatan anak-anak seusianya. Hanya saja, Afi lebih suka berdiam diri di dalam kamar dan membaca banyak buku.
Ia selalu berpesan pada putrinya untuk selalu membaca buku. Dia juga berharap Afi bisa melanjutkan sekolahnya hingga menjadi sarjana.
"Walaupun perekonomian kami rata-rata, tapi saya tetap meyakinkan Afi jika pendidikan adalah yang pertama. Semoga dia dapat beasiswa," harapnya.
Administrator grup pembongkar hoax
Afi sebenarnya sudah memiliki akun Facebook sejak kelas III SMP. Namun, ia kembali aktif menulis di Facebook sejak Juli 2016 tentang kritik pada pendidikan di Indonesia.
"Sejak saat itu ribuan orang membagikan dan komentar di status saya. Sering enggak nyangka. Tapi yang viral luar biasa, ya status yang menceritakan pengalaman saya tidak menggunakan gadget. Banyak yang copy paste dan saya tidak mempermasalahkannya. Konsekuensi menulis di internet," kata gadis yang berjilbab tersebut.
Statusnya pernah disebarkan melalui Twitter musisi Addie MS. Lewat akun @addiems, komposer tersebut menulis, "Bangga sekali pd remaja Indonesia yg brilian ini. Bersikap kritis dan positif. Tulisan2nya amat menginsprasi. Bravo, Afi Nihaya Faradisa!"
Afi mengaku hanya memiliki akun Facebook dan tidak memiliki akun Twitter dan blog. Karena itu ia heran sebab banyak blog dan Twitter yang menggunakan foto, nama saya, dan status-status yang saya buat.
Akun Facebook Afi diikuti oleh lebih dari 320.000 orang. Selain itu, perempuan kelahiran Banyuwangi 23 Juli 1998 tersebut juga pernah menulis status menyikapi tentang fenomena berita palsu alias hoax.
Pada status yang ditulisnya pada 29 November 2016 tersebut, Afi mengaku sebagai salah satu administrator grup pembongkar hoax terbesar di Indonesia.
"Saya ada admin yang paling muda usianya. Ada beberapa admin yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Kami tidak pernah bertemu, tapi selalu berdiskusi di dunia maya lewat chating," kata dia.
Terkait keterlibatannya di grup tersebut, Afi mengaku ditawari oleh salah satu administrator dan langsung menerimanya. Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi Afi.
"Saya bisa belajar karena di balik isu hoax ada kepentingan besar dan kita ini secara tidak sadar dimanfaatkan oleh kepentingan tersebut," jelasnya.
Sebagai administrator grup, Afi menggunakan akun Facebook yang berbeda, tidak menggunakan akun yang dipakainya sehari-hari.
Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan-serangan dari orang yang tidak menyukai statusnya.
"Ada kawan saya yang ganti akun sampai 13 kali karena ada yang bobol," kata dia sambil tertawa.
Buku Harian
Gadis yang aktif di kegiatan organisasi sekolah ini memiliki hobi membaca, khususnya buku-buku tentang pengembangan diri. Dia juga rajin menulis di buku harian.
Dia memiliki empat buku tulis tebal yang berisi catatan hariannya yang tertulis rapi. Ia juga masih menyimpan tulisan pertamanya pada Rabu 14 Mei 2015.
Afi mengaku bahwa buku harian tersebut berisi tentang perjalanan hidupnya dan setiap peristiwa yang ia alami. Semua ditulis detail di catatan itu.
Untuk menulis status di Facebook, Afi memanfaatkan ponsel Android miliknya. Kalau menulis di laptop atau komputer, idenya justru tidak keluar.
"Sepanjang apa pun statusnya, ya saya ngetiknya pakai handphone. Biasanya saya menulis siang atau sore hari selepas sekolah," katanya.
Sejak statusnya viral di dunia maya, Afi terpaksa menonaktifkan pemberitahuan atau notifikasi pada akunnya. Maklum, bunyi notifikasi itu sangat mengganggu. Satu jam bisa ada ratusan pemberitahuan.
"Juga ada ribuan pesan yang belum terbaca karena terlalu banyak. Sedangkan saya ya hanya pakai handphone sederhana ini," katanya sambil menunjukkan ponsel berwarna hitam.
Meski "terkenal" di dunia maya, tetangga dan kerabatnya sama sekali tidak menyadari bahwa yang mereka perbincangan adalah Afi yang mereka kenal.
"Ada yang bilang, 'Eh, ada yang nyuri fotomu buat akun Facebook. Kok kamu enggak marah? Saya cuma tertawa. Banyak yang mengira akun saya itu palsu, padahal ya saya sendiri yang nulis," tutur Afi yang bercita-cita menjadi guru Bahasa Inggris tersebut .
Beberapa penerbit besar pernah menghubungi dan meminta agar Afi segera menerbitkan buku. Namun, Afi mengaku masih belum memutuskan karena saat itu masih konsentrasi dengan persiapan ujian akhir. Dia juga mengaku tidak tahu harus menulis apa jika benar-benar akan membuat buku. Ia baru akan melakukannya setelah ujian.
Saat ini, Afi Nihaya Faradisa sudah bolak-balik muncul di stasiun TV Nasional dan wajahnya terpampang di media-media nasional setelah tulisan di Status Facebooknya yang berjudul "Warisan" itu Viral di media sosial. (mb)
Berbagai sumber
Afi adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Wahyudi (46) bekerja sebagai penjual cilok di sekolah dekat rumahnya.
Adapun ibunya Sumarti menderita Glukoma dan kehilangan penglihatan total sejak setahun terakhir sehingga dia lebih banyak beraktivitas di rumah. Mereka tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.
Wahyudi, ayah Afi, sempat kaget ketika mengetahui status-status anak gadisnya. Dia baru mengetahui ketika akhir tahun lalu rumahnya banyak didatangi oleh wartawan.
"Saya punya akun Facebook, tapi malah tidak berteman dengan anak saya. Baru berteman seminggu terakhir ini. Malah saya pernah diblokir, katanya biar saya enggak tahu statusnya. Saya kaget dan juga bangga," kata Wahyudi seperti dilansir Kompas.
Menurut dia, aktivitas anak gadisnya sama dengan kegiatan anak-anak seusianya. Hanya saja, Afi lebih suka berdiam diri di dalam kamar dan membaca banyak buku.
Ia selalu berpesan pada putrinya untuk selalu membaca buku. Dia juga berharap Afi bisa melanjutkan sekolahnya hingga menjadi sarjana.
"Walaupun perekonomian kami rata-rata, tapi saya tetap meyakinkan Afi jika pendidikan adalah yang pertama. Semoga dia dapat beasiswa," harapnya.
Administrator grup pembongkar hoax
Afi sebenarnya sudah memiliki akun Facebook sejak kelas III SMP. Namun, ia kembali aktif menulis di Facebook sejak Juli 2016 tentang kritik pada pendidikan di Indonesia.
"Sejak saat itu ribuan orang membagikan dan komentar di status saya. Sering enggak nyangka. Tapi yang viral luar biasa, ya status yang menceritakan pengalaman saya tidak menggunakan gadget. Banyak yang copy paste dan saya tidak mempermasalahkannya. Konsekuensi menulis di internet," kata gadis yang berjilbab tersebut.
Statusnya pernah disebarkan melalui Twitter musisi Addie MS. Lewat akun @addiems, komposer tersebut menulis, "Bangga sekali pd remaja Indonesia yg brilian ini. Bersikap kritis dan positif. Tulisan2nya amat menginsprasi. Bravo, Afi Nihaya Faradisa!"
Afi mengaku hanya memiliki akun Facebook dan tidak memiliki akun Twitter dan blog. Karena itu ia heran sebab banyak blog dan Twitter yang menggunakan foto, nama saya, dan status-status yang saya buat.
Akun Facebook Afi diikuti oleh lebih dari 320.000 orang. Selain itu, perempuan kelahiran Banyuwangi 23 Juli 1998 tersebut juga pernah menulis status menyikapi tentang fenomena berita palsu alias hoax.
Pada status yang ditulisnya pada 29 November 2016 tersebut, Afi mengaku sebagai salah satu administrator grup pembongkar hoax terbesar di Indonesia.
"Saya ada admin yang paling muda usianya. Ada beberapa admin yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Kami tidak pernah bertemu, tapi selalu berdiskusi di dunia maya lewat chating," kata dia.
Terkait keterlibatannya di grup tersebut, Afi mengaku ditawari oleh salah satu administrator dan langsung menerimanya. Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi Afi.
"Saya bisa belajar karena di balik isu hoax ada kepentingan besar dan kita ini secara tidak sadar dimanfaatkan oleh kepentingan tersebut," jelasnya.
Sebagai administrator grup, Afi menggunakan akun Facebook yang berbeda, tidak menggunakan akun yang dipakainya sehari-hari.
Hal itu dilakukan untuk menghindari serangan-serangan dari orang yang tidak menyukai statusnya.
"Ada kawan saya yang ganti akun sampai 13 kali karena ada yang bobol," kata dia sambil tertawa.
Buku Harian
Gadis yang aktif di kegiatan organisasi sekolah ini memiliki hobi membaca, khususnya buku-buku tentang pengembangan diri. Dia juga rajin menulis di buku harian.
Dia memiliki empat buku tulis tebal yang berisi catatan hariannya yang tertulis rapi. Ia juga masih menyimpan tulisan pertamanya pada Rabu 14 Mei 2015.
Afi mengaku bahwa buku harian tersebut berisi tentang perjalanan hidupnya dan setiap peristiwa yang ia alami. Semua ditulis detail di catatan itu.
Untuk menulis status di Facebook, Afi memanfaatkan ponsel Android miliknya. Kalau menulis di laptop atau komputer, idenya justru tidak keluar.
"Sepanjang apa pun statusnya, ya saya ngetiknya pakai handphone. Biasanya saya menulis siang atau sore hari selepas sekolah," katanya.
Sejak statusnya viral di dunia maya, Afi terpaksa menonaktifkan pemberitahuan atau notifikasi pada akunnya. Maklum, bunyi notifikasi itu sangat mengganggu. Satu jam bisa ada ratusan pemberitahuan.
"Juga ada ribuan pesan yang belum terbaca karena terlalu banyak. Sedangkan saya ya hanya pakai handphone sederhana ini," katanya sambil menunjukkan ponsel berwarna hitam.
Meski "terkenal" di dunia maya, tetangga dan kerabatnya sama sekali tidak menyadari bahwa yang mereka perbincangan adalah Afi yang mereka kenal.
"Ada yang bilang, 'Eh, ada yang nyuri fotomu buat akun Facebook. Kok kamu enggak marah? Saya cuma tertawa. Banyak yang mengira akun saya itu palsu, padahal ya saya sendiri yang nulis," tutur Afi yang bercita-cita menjadi guru Bahasa Inggris tersebut .
Beberapa penerbit besar pernah menghubungi dan meminta agar Afi segera menerbitkan buku. Namun, Afi mengaku masih belum memutuskan karena saat itu masih konsentrasi dengan persiapan ujian akhir. Dia juga mengaku tidak tahu harus menulis apa jika benar-benar akan membuat buku. Ia baru akan melakukannya setelah ujian.
Saat ini, Afi Nihaya Faradisa sudah bolak-balik muncul di stasiun TV Nasional dan wajahnya terpampang di media-media nasional setelah tulisan di Status Facebooknya yang berjudul "Warisan" itu Viral di media sosial. (mb)
Berbagai sumber
Sekianlah artikel Mengenal Afi Nihaya Faradisa, Pemilik Status "Warisan" Yang Menjadi Viral kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Mengenal Afi Nihaya Faradisa, Pemilik Status "Warisan" Yang Menjadi Viral