Yes Muslim - Tahajud Tak Pernah Henti, Dulu Babu Kini Omzet Minimal Rp 4 Juta per Hari, Pria yang bernama Rustamaji ini sudah menekuni usaha pembibitan dan penjualan tanaman hias selama lebih 30 tahun.
Usaha yang mulanya hanya menempati lahan seluas 500 meter persegi, kini berkembang menjadi 1 hektar. Konsepnya pun sudah bergaya supermarket.
Tak berlebihan bila menyebut Kios Bunga Barokah sebagai supermarketnya tanaman hias. Kios punya Rustamaji ini menjadi yang terbesar dan terlengkap di Provinsi Jawa Timur.
Berlokasi di Jalan Bukit Berbunga Nomor 185, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kios Bunga Barokah menempati lahan seluas satu hektar. Ada ribuan tanaman yang berada disana.
Mulai dari aglaonema, anggrek, kaktus, krisan, mawar, lavender, kamboja hingga palem yang tingginya mencapai belasan meter. Tanaman-tanaman itu tertata rapi layaknya taman-taman di objek wisata.
Apalagi, di area tersebut terdapat beberapa gazebo yang menjadi tempat untuk santai. Gazebo-gazebo itu juga menjadi tempat favorit bagi Rustamaji, sang pemilik untuk memantau kiosnya.
Seperti yang terlihat Senin (19/6). Rustamaji yang terlihat sederhana dengan balutan baju koko, tengah mengawasi beberapa anak buahnya yang bertugas merawat tanaman.
Pria berusia 59 tahun itu tampak menikmati kehidupannya yang sekarang. Kehidupan yang ia gapai setelah berpuluh-puluh tahun jatuh-bangun.
Rustamaji mengaku mulai mendalami dunia tanaman sejak tahun 1971. Waktu itu, usianya masih belasan.
Rustamaji muda, memanfaatkan waktu luang untuk bekerja pada pamannya yang memiliki usaha budidaya tanaman hias.
Selain merawat tanaman, Rustamaji juga menjual tanaman milik pamannya itu. Selain bekerja pada pamannya, Rustamaji juga menambah pemasukan dengan bekerja serabutan.
“Jadi babu pernah, jadi sopir juga pernah,” ujar bapak dua anak ini.
Usaha yang mulanya hanya menempati lahan seluas 500 meter persegi, kini berkembang menjadi 1 hektar. Konsepnya pun sudah bergaya supermarket.
Tak berlebihan bila menyebut Kios Bunga Barokah sebagai supermarketnya tanaman hias. Kios punya Rustamaji ini menjadi yang terbesar dan terlengkap di Provinsi Jawa Timur.
Berlokasi di Jalan Bukit Berbunga Nomor 185, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kios Bunga Barokah menempati lahan seluas satu hektar. Ada ribuan tanaman yang berada disana.
Mulai dari aglaonema, anggrek, kaktus, krisan, mawar, lavender, kamboja hingga palem yang tingginya mencapai belasan meter. Tanaman-tanaman itu tertata rapi layaknya taman-taman di objek wisata.
Apalagi, di area tersebut terdapat beberapa gazebo yang menjadi tempat untuk santai. Gazebo-gazebo itu juga menjadi tempat favorit bagi Rustamaji, sang pemilik untuk memantau kiosnya.
Seperti yang terlihat Senin (19/6). Rustamaji yang terlihat sederhana dengan balutan baju koko, tengah mengawasi beberapa anak buahnya yang bertugas merawat tanaman.
Pria berusia 59 tahun itu tampak menikmati kehidupannya yang sekarang. Kehidupan yang ia gapai setelah berpuluh-puluh tahun jatuh-bangun.
Rustamaji mengaku mulai mendalami dunia tanaman sejak tahun 1971. Waktu itu, usianya masih belasan.
Rustamaji muda, memanfaatkan waktu luang untuk bekerja pada pamannya yang memiliki usaha budidaya tanaman hias.
Selain merawat tanaman, Rustamaji juga menjual tanaman milik pamannya itu. Selain bekerja pada pamannya, Rustamaji juga menambah pemasukan dengan bekerja serabutan.
“Jadi babu pernah, jadi sopir juga pernah,” ujar bapak dua anak ini.
Setelah jatuh bangun jadi babu orang, Rustamaji akhirnya memutuskan untuk memulai usahanya sendiri pada 1985. Dia memanfaatkan lahan yang ia pinjam dari neneknya. Luasnya sekitar 500 meter persegi.
Meski tak memiliki modal sepeserpun, Rustamaji tak kehilangan akal. Bagaimanapun dia sudah bertekad untuk memiliki usaha kios bunga sendiri.
“Alhasil, saya bawa tanaman-tanaman milik teman-teman saya. Saya bantu jualkan,” kata alumnus SMK Islam Batu ini.
Lewat sistem itulah, usaha Kios Bunga Barokah milik Rustamaji bisa berkembang. Bahkan, selang beberapa tahun kemudian, dia bisa membeli lahan yang sebelumnya ia pinjam dari neneknya.
Waktu itu, harga tanah di daerah sana masih Rp 100 ribu per meter persegi. Artinya, untuk lahan seluas 500 meter persegi, Rustamaji mengeluarkan kocek Rp 50 juta.
Keputusan membeli lahan itu ia ambil setelah perkembangan usaha yang ia rintis terlihat semakin maju. Apalagi, sejak awal merintis usaha, Rustamaji berani membuat gebrakan-gebrakan baru.
“Salah satu gebrakannya, saya berani jual tanaman dengan harga murah dari tempat lain. Minimal, selisihnya Rp 1.000 hingga Rp 2.000 pertanaman,” ungkapnya.
Rustamaji juga rajin meng-upgrade pengetahuannya soal tren tanaman hias.
“Saya sering memperoleh informasi baru dari pameran-pameran di Jakarta dan Bandung,” ujar dia.
Dengan cara tersebut, Rustamaji berusaha menjaga agar pelanggannya jangan sampai ‘kabur’ ke tempat lain.
Dia mengatakan, sebagian pelanggannya berasal dari kalangan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. “Saya sangat terbantu dengan konsep Batu sebagai kota wisata,” ujar dia.
Rustamaji pun berusaha menyeleraskan kiosnya dengan konsep kota wisata di Batu. Yakni dengan menjadikan kiosnya tak hanya menjadi tempat pembibitan juga penjualan, tapi juga destinasi wisata.
Itulah mengapa Rustamaji mau repot-repot menata letak tanaman hias, juga menjaga kebersihan kiosnya. Juga melengkapi kiosnya dengan gazebo, toilet umum, dan mushola.
“Dengan mengutamakan kenyamanan dan display, saya rasa pengunjung akan betah di sini. Sambil beli bunga, bisa istirahat dan foto-foto,” ujar dia.
Selain menjual tanaman kepada wisatawan yang berkunjung ke Batu, Rustamaji juga rutin memasok tanaman ke berbagai daerah.
“Hampir semua provinsi. Kalimantan, Sulawesi, Sumatera bahkan Papua,” ujar dia.
Kemudian, dia juga pernah memasok tanaman ke beberapa negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia. Lantas, berapa omzet yang didapat Rustamaji dari Kios Bunga Barokah miliknya?
Rustamaji mengatakan, minimal, dia mendapatkan Rp 4 juta per hari dari penjualan tanaman. Omzet itu menjadi angka minimal yang harus ia dapat per hari.
“Kalau kurang dari itu, ndak cukup untuk operasional,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Rustamaji mengungkapkan resep lain yang membuat usahanya bisa berkembang sebesar sekarang.
“Sejak awal merintis, saya selalu tidur di atas jam 12 malam untuk salat tahajud dan istikharah,” pungkasnya.
Meski tak memiliki modal sepeserpun, Rustamaji tak kehilangan akal. Bagaimanapun dia sudah bertekad untuk memiliki usaha kios bunga sendiri.
“Alhasil, saya bawa tanaman-tanaman milik teman-teman saya. Saya bantu jualkan,” kata alumnus SMK Islam Batu ini.
Lewat sistem itulah, usaha Kios Bunga Barokah milik Rustamaji bisa berkembang. Bahkan, selang beberapa tahun kemudian, dia bisa membeli lahan yang sebelumnya ia pinjam dari neneknya.
Waktu itu, harga tanah di daerah sana masih Rp 100 ribu per meter persegi. Artinya, untuk lahan seluas 500 meter persegi, Rustamaji mengeluarkan kocek Rp 50 juta.
Keputusan membeli lahan itu ia ambil setelah perkembangan usaha yang ia rintis terlihat semakin maju. Apalagi, sejak awal merintis usaha, Rustamaji berani membuat gebrakan-gebrakan baru.
“Salah satu gebrakannya, saya berani jual tanaman dengan harga murah dari tempat lain. Minimal, selisihnya Rp 1.000 hingga Rp 2.000 pertanaman,” ungkapnya.
Rustamaji juga rajin meng-upgrade pengetahuannya soal tren tanaman hias.
“Saya sering memperoleh informasi baru dari pameran-pameran di Jakarta dan Bandung,” ujar dia.
Dengan cara tersebut, Rustamaji berusaha menjaga agar pelanggannya jangan sampai ‘kabur’ ke tempat lain.
Dia mengatakan, sebagian pelanggannya berasal dari kalangan wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. “Saya sangat terbantu dengan konsep Batu sebagai kota wisata,” ujar dia.
Rustamaji pun berusaha menyeleraskan kiosnya dengan konsep kota wisata di Batu. Yakni dengan menjadikan kiosnya tak hanya menjadi tempat pembibitan juga penjualan, tapi juga destinasi wisata.
Itulah mengapa Rustamaji mau repot-repot menata letak tanaman hias, juga menjaga kebersihan kiosnya. Juga melengkapi kiosnya dengan gazebo, toilet umum, dan mushola.
“Dengan mengutamakan kenyamanan dan display, saya rasa pengunjung akan betah di sini. Sambil beli bunga, bisa istirahat dan foto-foto,” ujar dia.
Selain menjual tanaman kepada wisatawan yang berkunjung ke Batu, Rustamaji juga rutin memasok tanaman ke berbagai daerah.
“Hampir semua provinsi. Kalimantan, Sulawesi, Sumatera bahkan Papua,” ujar dia.
Kemudian, dia juga pernah memasok tanaman ke beberapa negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia. Lantas, berapa omzet yang didapat Rustamaji dari Kios Bunga Barokah miliknya?
Rustamaji mengatakan, minimal, dia mendapatkan Rp 4 juta per hari dari penjualan tanaman. Omzet itu menjadi angka minimal yang harus ia dapat per hari.
“Kalau kurang dari itu, ndak cukup untuk operasional,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Rustamaji mengungkapkan resep lain yang membuat usahanya bisa berkembang sebesar sekarang.
“Sejak awal merintis, saya selalu tidur di atas jam 12 malam untuk salat tahajud dan istikharah,” pungkasnya.
Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya @Tahukah.Anda.News
Sekianlah artikel Tahajud Tak Pernah Henti, Dulu Babu Kini Omzet Minimal Rp 4 Juta Perhari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tahajud Tak Pernah Henti, Dulu Babu Kini Omzet Minimal Rp 4 Juta Perhari