Bagaimanakah Hukum Puasa Hari Kelahiran dalam Islam?

Bagaimanakah Hukum Puasa Hari Kelahiran dalam Islam? - Hallo sahabat BERITA KABAR INDONESIA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bagaimanakah Hukum Puasa Hari Kelahiran dalam Islam?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel berita chelsea fc, Artikel berita cianjur, Artikel berita cikarang, Artikel berita cilegon, Artikel berita cirebon, Artikel berita cr7, Artikel berita csi terbaru 2017, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Baca juga


Di dalam islam kita kenali bermacam puasa sunah serupa puasa senin kamis, puasa ayamul bidh, puasa syawal, ataupun puasa daud. seluruh ibadah puasa tersebut telah dianjurkan oleh rasulullah saw. semasa dia masih hidup sampai - sampai disunahkan buat dicoba oleh umat muslim di bermacam penjuru dunia.

berusia ini terus menjadi banyak warga yang mulai teratur mempraktikkan sunah puasa tersebut karna mereka telah mengenali khasiat puasa sunah, tidak cuma menyehatkan badan namun bernilai pahala di sisi allah.

lalu gimana dengan puasa hari kelahiran yang pula kerap dicoba oleh warga dalam memeringati hari kelahirannya? apakah puasa tersebut pula dianjurkan oleh rasulullah saw. ?

banyak sekali warga yang bahagia memeringati hari kelahiran mereka dengan berpuasa sunah sementara itu belum tentu mereka mengenali dan juga mengerti kejelasan hukum dari puasa tersebut.

nah, supaya ibadah sunah kita tidak tercantum ibadah yang mengada - ada dan juga mengatasnamakan sunah cuma atas dasar taklid, ayo kita ikuti datanya berikut ini.

1. puasa hari kelahiran rasul, bukan hari kelahiran umat - umatnya
rasulullah merupakan wujud yang giat mengerjakan puasa sunnah paling utama pada hari senin. pada dikala itu dia ditanya oleh para teman tentang puasa yang dikerjakannya tiap hari senin. setelah itu rasulullah saw. menanggapi,

“itu hari kelahiranku dan juga diturunkannya wahyu, ” (h. r. muslim dan juga ahmad).

bagi sebagian ulama, hadis tersebut menegaskan kalau walaupun hari senin berbarengan dengan hari kelahiran rasulullah, namun tidak ada anjuran untuk umatnya buat turut melangsungkan puasa hari kelahiran serupa dia.

perihal ini disebabkan puasa sunah yang dicoba oleh dia lebih disebabkan pada hari itu allah merendahkan wahyu - nya kepada rasul. tidak hanya itu, bila rasul mensyariatkan buat melaksanakan puasa hari kelahiran, tentu bukan pada hari kelahiran kita melainkan hari kelahiran rasulullah.

apabila kita mengkaji tentang kehidupan para teman hingga tidak hendak ditemui kelompok teman yang melaksanakan puasa hari kelahiran mereka. perihal ini pula mampu jadi salah satu acuan apakah ibadah yang dicoba oleh rasulullah menggambarkan syariat yang diajarkan buat kita jalani ataupun tidak.

oleh karna itu, rasulullah mengarahkan kepada kita buat tidak cuma menjajaki sunnah yang dia ajarkan namun pula menjajaki praktek ibadah dari para teman.

2. tidak ada dalam puasa sunah yang dianjurkan rasulullah
saat sebelum merumuskan hukum puasa hari kelahiran dalam islam, marilah kita kaji terlebih dulu jenis - jenis puasa sunah yang dianjurkan oleh rasulullah saw.

1. puasa senin kamis
dari abu hurairah r. a. , rasulullah saw. bersabda, “amal - amal perbuatan itu diajukan (diaudit) pada hari senin dan juga kamis, oleh karenanya saya mau amal perbuatanku diajukan (diaudit) pada dikala saya lagi shaum, ” (h. r. tirmidzi).

2. puasa 6 hari pada bulan syawal
diriwayatkan dari abu ayyub r. a. , rasulullah saw. bersabda, “barangsiapa yang shaum pada bulan ramadan setelah itu diiringi dengan shaum (sunah) 6 hari pada bulan syawal, dia seakan - akan shaum sejauh tahun, ” (h. r. muslim).

3. puasa tasu’a dan juga a’syura (9 - 10 muharram)
dari abu hurairah r. a. , dia mengatakan, “telah bersabda rasulullah saw. , ‘shaum yang amat utama sehabis shaum ramadan merupakan shaum pada bulan muharram, dan juga salat yang amat utama sehabis salat fardu merupakan salat malam, ’” (h. r. muslim).

4. puasa daud
rasulullah saw. bersabda, “shaumlah satu hari dan juga berbukalah satu hari. itu merupakan shaum daud a. s. dan juga itu shaum yang amat tangguh, ” (h. r. muslim).

5. shaum pada bulan sya’ban
aisyah r. a. menjelasakan, “tidak nampak oleh aku rasululllah saw. melaksanakan shaum dalam waktu sebulan penuh kecuali pada bulan ramadan, dan juga tidak satu bulan juga yang tiap harinya lebih banyak diisi dengan shaum oleh nabi daripada bulan sya’ban, ” (h. r. bukhari - muslim).

6. shaum 3 hari tiap bulan
abdullah bin amr bin ‘ash ra mengatakan kalau rasulullah saw. bersabda, “shaum 3 hari tiap bulan itu serupa shaum sejauh tahun, ” (h. r. bukhari - muslim).

“abu dzar ra mengatakan kalau rasulullah saw. bersabda, “apabila kalian shaum 3 hari dalam sebulan, shaumlah pada bertepatan pada 13, 14, 15, ” (h. r. tirmidzi).

7. shaum ‘arafah
rasulullah saw. ditanya tentang shaum hari ‘arafah, dia menanggapi, “dapat menghapus dosa setahun yang kemudian dan juga yang tersisa, ” (h. r. muslim).

abu hurairah r. a. mengatakan kalau rasulullah saw. melarang shaum ‘arafah untuk mereka yang lagi berposisi di ‘arafah (lagi haji) , ” (h. r. abu daud dan juga an - nasai).

bersumber pada jenis - jenis puasa tersebut dikenal kalau tidak terdapat sumber yang mengatakan kalau rasulullah mengarahkan buat melaksanakan puasa hari kelahiran. oleh karna itu, janganlah kita mengada - ada sesuatu ibadah yang tidak terdapat tuntunannya ataupun tidak disunnahkan oleh rasulullah saw.





( sumber: abiummi. com )

Sekianlah artikel Bagaimanakah Hukum Puasa Hari Kelahiran dalam Islam? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bagaimanakah Hukum Puasa Hari Kelahiran dalam Islam?

Postingan terkait: